Metode Penilaian Kinerja
Banyak metode dalam penilaian
kinerja yang bisa dipergunakan, namun secara garis besar dibagi menjadi dua
jenis, yaitu past oriented appraisal methods (penilaian kinerja yang
berorientasi pada masa lalu) dan future oriented appraisal methods (penilaian
kinerja yang berorientasi ke masa depan), (Werther dan Davis, 1996:350).
Past based methods adalah
penilaian kinerja atas kinerja seseorang dari pekerjaan yang telah dilakukannya.
Kelebihannya adalah jelas dan mudah diukur, terutama secara kuantitatif.
Kekurangannya adalah kinerja yang diukur tidak dapat diubah sehingga
kadang-kadang justru salah menunjukkan seberapa besar potensi yang dimiliki
oleh seseorang. Selain itu, metode ini kadang-kadang sangat subyektif dan
banyak biasnya.
Future based methods adalah
penilaian kinerja dengan menilai seberapa besar potensi pegawai dan mampu untuk
menetapkan kinerja yang diharapkan pada masa datang.
Metode ini juga kadang-kadang
masih menggunakan past method. Catatan kinerja juga masih digunakan sebagai
acuan untuk menetapkan kinerja yang diharapkan. Kekurangan dari metode ini
adalah keakuratannya, karena tidak ada yang bisa memastikan 100% bagaimana
kinerja seseorang pada masa datang.
Pengkasifikasian pendekatan
penilaian kinerja oleh Wherther di atas berbeda dengan klasifikasi yang
dilakukan oleh Kreitner dan Kinicki (2000). Berdasarkan aspek yang diukur,
Kreitner dan Kinicki mengklasifikasikan penilaian kinerja menjadi tiga, yaitu:
pendekatan trait, pendekatan perilaku dan pendekatan hasil. Pendekatan trait
adalah pendekatan penilaian kinerja yang lebih fokus pada orang. Pendekatan ini
melakukan perankingan terhadap trait atau karakteristik individu seperti
inisiatif, loyalitas dan kemampuan pengambilan keputusan. Pendekatan trait
memiliki kelemahan karena ketidakjelasan kinerja secara nyata. Pendekatan
perilaku, pendekatan ini lebih fokus pada proses dengan melakukan penilaian kinerja
berdasarkan perilaku yang tampak dan mendukung kinerja seseorang. Sedangkan
pendekatan hasil adalah pendekatan yang lebih fokus pada capaian atau produk.
Metode penilaian kinerja yang menggunakan pendekatan hasil seperti metode
management by objective (MBO), (Kreitner dan Kinicki, 2000:303-304).
Metode-metode penilaian kinerja
yang sesuai dengan pengkategorian dua tokoh di atas yang paling banyak
digunakan menurut Mondy dan Noe (1993:402-414) adalah:
Written Essays, merupakan teknik
penilaian kinerja yaitu evaluator menulis deskripsi mengenai kekuatan pekerja,
kelemahannya, kinerjanya pada masa lalu, potensinya dan memberikan saran-saran
untuk pengembangan pekerja tersebut.
Critical Incidents, merupakan
teknik penilaian kinerja yaitu evaluator mencatat mengenai apa saja
perilaku/pencapaian terbaik dan terburuk (extremely good or bad behaviour)
pegawai.
Graphic Rating Scales, merupakan
teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menilai kinerja pegawai dengan
menggunakan skala dalam mengukur faktor-faktor kinerja (performance factor ).
Misalnya adalah dalam mengukur tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai.
Skala yang digunakan adalah 1 sampai 5, yaitu 1 adalah yang terburuk dan 5
adalah yang terbaik. Jika tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai tersebut
biasa saja, misalnya, maka ia diberi nilai 3 atau 4 dan begitu seterusnya untuk
menilai faktor-faktor kinerja lainnya. Metode ini merupakan metode umum yang
paling banyak digunakan oleh organisasi.
Behaviourally Anchored Rating
Scales (BARS), merupakan teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menilai
pegawai berdasarkan beberapa jenis perilaku kerja yang mencerminkan dimensi
kinerja dan membuat skalanya.
Misalnya adalah penilaian
pelayanan pelanggan. Bila pegawai bagian pelayanan pelanggan tidak menerima
suap dari pelanggan, ia diberi skala 4 yang berarti kinerja lumayan. Bila
pegawai itu membantu pelanggan yang kesulitan atau kebingungan, ia diberi skala
7 yang berarti kinerjanya memuaskan, dan seterusnya. Metode ini mendeskripsikan
perilaku yang diharapkan sesuai dengan tingkat kinerja yang diharapkan. Pada
contoh di atas, nilai 4 dideskripsikan dengan tidak menerima suap dari
pelanggan. Nilai 7 dideskripsikan dengan menolong pelanggan yang membutuhkan
bantuan. Dengan mendeskripsikannya, metode ini mengurangi bias yang terjadi
dalam penilaian.
Multiperson Comparison, merupakan
teknik penilaian kinerja yaitu seorang pegawai dibandingkan dengan rekan
kerjanya. Biasanya dilakukan oleh supervisor. Ini sangat berguna untuk
menentukan kenaikan gaji (merit system), promosi, dan penghargaan perusahaan.
Management By Objectives. Metode
ini juga merupakan penilaian kinerja, yaitu pegawai dinilai berdasarkan
pencapaiannya atas tujuan-tujuan spesifik yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan-tujuan ini tidak ditentukan oleh manajer saja, melainkan ditentukan dan
disepakati bersama oleh para pegawai dan manajer.
Graphic Rating Scales, merupakan
teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menilai kinerja pegawai dengan
menggunakan skala dalam mengukur faktor-faktor kinerja (performance factor ).
Misalnya adalah dalam mengukur tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai.
Skala yang digunakan adalah 1 sampai 5, yaitu 1 adalah yang terburuk dan 5
adalah yang terbaik. Jika tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai tersebut
biasa saja, misalnya, maka ia diberi nilai 3 atau 4 dan begitu seterusnya untuk
menilai faktor-faktor kinerja lainnya. Metode ini merupakan metode umum yang
paling banyak digunakan oleh organisasi.
Behaviourally Anchored Rating
Scales (BARS), merupakan teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menilai
pegawai berdasarkan beberapa jenis perilaku kerja yang mencerminkan dimensi
kinerja dan membuat skalanya. Misalnya adalah penilaian pelayanan pelanggan.
Bila pegawai bagian pelayanan pelanggan tidak menerima suap dari pelanggan, ia
diberi skala 4 yang berarti kinerja lumayan. Bila pegawai itu membantu
pelanggan yang kesulitan atau kebingungan, ia diberi skala 7 yang berarti
kinerjanya memuaskan, dan seterusnya. Metode ini mendeskripsikan perilaku yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kinerja yang diharapkan. Pada contoh di atas,
nilai 4 dideskripsikan dengan tidak menerima suap dari pelanggan. Nilai 7
dideskripsikan dengan menolong pelanggan yang membutuhkan bantuan. Dengan
mendeskripsikannya, metode ini mengurangi bias yang terjadi dalam penilaian.
Multiperson Comparison, merupakan
teknik penilaian kinerja yaitu seorang pegawai dibandingkan dengan rekan
kerjanya. Biasanya dilakukan oleh supervisor. Ini sangat berguna untuk
menentukan kenaikan gaji (merit system), promosi, dan penghargaan perusahaan.
Management By Objectives. Metode
ini juga merupakan penilaian kinerja, yaitu pegawai dinilai berdasarkan
pencapaiannya atas tujuan-tujuan spesifik yang telah ditentukan sebelumnya.
Tujuan-tujuan ini tidak ditentukan oleh manajer saja, melainkan ditentukan dan
disepakati bersama oleh para pegawai dan manajer.
Setiap metode di atas memiliki
kelemahan dan kelebihannya masing-masing, sehingga tidak baik bagi organisasi
untuk menggantungkan penilaian kinerjanya hanya pada satu jenis metode saja.
Sebaiknya, organisasi menggabungkan beberapa metode yang sesuai dengan lingkup
organisasinya, Mondy dan Noe (1993: 414).
0 komentar
Posting Komentar